1.
Tinjauan Sekilas Sistem Informasi Akuntansi
Peran teknologi informasi dalam
membantu proses akuntansi dalam perusahaan/organisasi telah lama
berlangsung. Alasan utama penggunaan IT dalam akuntansi ialah efisiensi,
penghematan waktu dan biaya. Alasan lain termasuk peningkatan efektifitas,
mencapai hasil/output laporan keuangan dengan benar. Alasan lainnya yaitu
ditambah dengan perlindungan atas aset perusahaan.
Jika kita gunakan ilustrasi piramida organisasi, tugas akuntansi akan berada
pada level paling bawah yaitu level operasional dan transaksional. Level ini
punya ciri khas yaitu teknis, repetitive, prosedural, standar dan juga dapat
membuat bosan. Contohnya, akuntansi yang menangani transaksi pembelian,
penjualan, pengiriman barang, pembayaran transaksi, penerimaan hasil penjualan,
penyusunan laporan. Ciri khas ini yang menjadi alasan utama mengapa teknologi
informasi sangat berkaitan erat dengan akuntansi. Bahkan, kisah hubungan ini
telah terjadi jauh-jauh hari pada saat komputer masih berbadan besar dan boros
tenaga (mainframe).Bagaimana dengan sekarang? saya kira masih sama. Peran TI dalam akuntansi masih penting bahkan makin semakin penting! Kemajuan pesat TI sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan aplikasi ilmu akuntansi. Munculnya istilah enterprise systems, e-business, business intelligence, conforming to assurance and compliance standards, IT governance, business continuity management, privacy management, business process improvement, mobile and remote computing, XBRL, dan knowledge management menunjukkan bahwa dunia akuntansi akan semakin kompleks, tidak hanya berkutat pada jurnal dan penyusunan laporan keuangan saja. Ini membuat dunia akuntansi lebih menarik! Peran akuntan dapat meliputi tiga bidang: perancang, pengguna dan pemeriksa (auditor). Dalam ketiga peran ini, TI akan sangat berperan dalam kesuksesan kerja akuntan.
1.1 Sistem Informasi dan Organisasi Bisnis
Sistem akuntansi adalah metode dan
prosedur untuk mencatat dan melaporkan informasi keuangan yang disediakan bagi
perusahaan atau suatu organisasi bisnis. Sistem akuntansi yang diterapkan dalam
perusahaan besar sangat kompleks. Kompleksitas sistem tersebut disebabkan oleh
kekhususan dari sistem yang dirancang untuk suatu organisasi bisnis sebagai
akibat dari adanya perbedaan kebutuhan akan informasi oleh manajer, bentuk dan
jalan transaksi laporan keuangan. Sistem akuntansi terdiri atas dokumen bukti
transaksi, alat-alat pencatatan, laporan dan prosedur yang digunakan perusahaan
untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan hasilnya. Operasi suatu
sistem akuntansi meliputi tiga tahapan:
·
Harus mengenal dokumen bukti transaksi yang
digunakan oleh perusahaan, baik mengenai jumlah fisik mupun jumlah rupiahnya,
serta data penting lainnya yang berkaitan dengan transaksi perusahaan.
·
Harus mengelompokkan dan mencatat data yang
tercantum dalam dokumen bukti transaksi kedalam catatan-catatan akuntansi.
·
Harus
meringkas informasi yang tercantum dalam catatan-catatan akuntansi menjadi
laporan-laporan untuk manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
1.2 Siklus-siklus Pemrosesan Transaksi
Istilah sistem informasi akuntansi
meliputi beragam aktivitas yang berkaitan dengan siklus-siklus pemrosesan
transaksi perusahaan. Meskipun tidak ada dua organisasi yang identik, tetapi
sebagian besar mengalami jenis kejadian ekonomi yang serupa. Kejadian-kejadian
ini menghasilkan transaksi-transaksi yang dapat dikelompokan menjadi empat
siklus aktivitas bisnis yang umum:
·
Siklus Pendapatan Kejadian-kejadian yang
berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa ke entitas-entitas lain dan
pengumpulan pembayaran-pembayaran yang berkaitan.
·
Siklus Pengeluaran Kejadian-kejadian yang
berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari entitas-entitas lain dan
pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan.
·
Siklus Produksi Kejadian-kejadian yang berkaitan
dengan pengubahan sumber daya menjadi barang dan jasa.
Siklus Keuangan Kejadian-kejadian
yang berkaitan denga perolehan dan manajemen dana-dana modal, termasuk kas.
Siklus pemrosesan transaksi terdiri dari satu atau lebih sistem-sistem
aplikasi. Sistem aplikasi memproses transaksi-transaksi yang berkaitan secara
logis. Siklus pendapatan perusahaan umumnya mencakup sistem aplikasi yang
meliputi entri pesanan pelanggan, penagihan, piutang dagang, dan pelaporan
penjualan. Siklus pengeluaran umumnya mencakup sistem aplikasi yang meliputi
pemilihan dan permohonan pemasok, pembelian, hutang dagang, dan penggajian.
Siklus produksi mencakup sistem-sistem alikasi yang meliputi pengendalian dan pelaporan
produksi, akuntansi biaya produksi, pengendalian persediaan, dan akuntansi
kekayaan. Siklus keuangan perusahaan mencakup sistem aplikasi yang berkaitan
dengan pengendalian dan manjemen kas, manajemen hutang, dan administrasi
pensiun karyawan. Sistem informasi akuntansi dirancang dan diimplementasikan
bukan hanya untuk memproduksi saldo buku besar dari laporan keuangan yang
disajikan, tetapi juga menghasilkan beragam informasi manajemen dan operasional
yang tidak berkaitan dengan akuntansi. Tugas awal dari sistem informasi
akuntasi adalah mengenali transaksi-transaksi yang akan diproses oleh sistem.
Seluruh pertukaran keuangan dengan entitas-entitas lain harus direfleksikan
dalam laporan keuangan perusahaan. Sistem informasi akuntansi secara rutin memproses
transaksi-transaksi moneter ini. Sistem informasi akuntansi juga memproses
transaksi-transaksi yang tidak secara langsung direfleksikan dalam saldo-saldo
buku besar yang merupakan dasar dari laporan keuangan.
Meskipun organisasi yang berbeda tidak mencakup sistem aplikasi yang sama dalam siklus pemrosesan transaksinya, konsep siklus menyediakan dasar untuk mengelompokan arus kejadian-kejadian ekonomi yang umum untuk seluruh organisasi. Siklus-siklus transaksi memberikan kerangka sistemik untuk mengalisis dan merancang sistem informasi akuntasi yang di dalamnya terdapat tujuan serupa untuk setiap ragam siklus. Tujuan ini merupakan bagian integral dari struktur pengendalian intern perusahaan.
Meskipun organisasi yang berbeda tidak mencakup sistem aplikasi yang sama dalam siklus pemrosesan transaksinya, konsep siklus menyediakan dasar untuk mengelompokan arus kejadian-kejadian ekonomi yang umum untuk seluruh organisasi. Siklus-siklus transaksi memberikan kerangka sistemik untuk mengalisis dan merancang sistem informasi akuntasi yang di dalamnya terdapat tujuan serupa untuk setiap ragam siklus. Tujuan ini merupakan bagian integral dari struktur pengendalian intern perusahaan.
1.3. Akuntansi
dan Teknologi Informasi
Teknologi
informasi yang meliputi komputer dan telekomunikasi memampukan (enable)
suatu entitas mengumpulkan data,
menyimpan, mengolah, dan melaporkan serta mendistribusikan informasi kepada
para pemakai dengan kos yang relatif rendah. Teknologi informasi juga memampukan
suatu entitas menangkap dan menangapi informasi eksternal secara efektif
(effective sensing radar). Teknologi informasi (TI) digunakan untuk
melaksanakan bisnis perusahaan (Wilkinson, 1991) dan menjadi mata rantai yang
menghubungkan bisnis perusahaan dengan pemasok, bisnis perusahaan dengan
pelanggan, dan antara pemasok dan pelanggan. Pihak-pihak yang terkait tersebut
berhubungan karena adanya value chain. Dengan demikian, TI merupakan penghubung
value chain antara bisnis perusahaan, pemasok, dan pelanggan. TI memicu adanya
value system. Oleh karena itu, sistem informasi suatu entitas dapat manjadi sistem
informasi entitas lain, maka akan menimbulkan share interest secara efisien. EDI
memberikan keuntungan efisiensi bagi pelanggan dan pemasok. Jika pelanggan dapat
melihat ke belakang melalui keseluruhan rantai sediaan dan pemasok dapat
melihat ke depan keseluruhan rantai pelanggan, maka kondisi ini akan
menimbulkan keseluruhan rantai hubungan. Bagi entitas, informasi yang
terintegrasi melalui seluruh rantai hubungan bisnis akan menimbulkan keuntungan
strategik untuk memaksimumkan value bagi pelanggan. Rantai hubungan bisnis ini
akan mengarahkan perhatian utama setiap entitas pada kebutuhan pelanggan (customers
focus), bukan pada kepentingan individu related entities.
Entitas
dimungkinkan memiliki informasi secara real-time, dan beberapa bentuk pelaporan
real-time kepada investor, kreditor, dan pemakai lainnya menjadi suatu yang
biasa. Teknologi informasi masa depan akan menyebabkan model aliran informasi
di atas menjadi ketinggalan jaman. Informasi masa depan akan disajikan secara
virtual atau merupakan information-dual (Elliot, 1994).
Manajemen
membutuhkan sistem informasi yang bersifat strategik sampai yang bersifat
operasional. Penerapan teknologi
informasi (seperti EDI) dalam SIA akan menjadikan SIA sebagai sistem informasi
strategik (SIS) untuk menciptakan information-dual. Information-dual akan dapat
mempengaruhi semua organisasi yang menghasilkan output secara virtual.
Informasi ini dapat digunakan dalam pengukuran pertanggungjawaban internal dan
eksternal. Information-dual
menyebabkan perubahan besar
lingkungan manajemen dan pertanggungjawaban. Sistem informasi ini dapat
dianalogikan dengan sistem sensor pemanas, kebakaran dan banjir yang
ditempatkan di setiap rumah. Untuk merealisasi information dual, alat sensor
akan memonitor dan menangkap sinyal suatu kejadian dan memrosesnya secara
real-time. Dengan demikian, manajemen dapat mencegah suatu proses menjadi
semakin buruk dan mengubah tindakannya secara cepat dengan memonitor
proses-proses secara real-time. Sistem informasi strategik akan didukung dengan
terbentuknya sistem informasi operasi, system informasi akuntansi manajemen,
dan sistem informasi akuntansi keuangan, bahkan system informasi tersebut
menjadi sistem informasi strategik itu sendiri.
1.4 Akuntan
Peng-kembangan
Melihat
karakteristik komputer dan karakteristik proses akuntansi, dapat disimpulkan
bahwa ada bagian dari proses pencatatan yang fungsinya dapat diganti dengan
komputer. Bila dipelajari sifatnya, proses mulai dari penjurnalan sampai ke
pelaporan sebenarnya bersifat matematis (karena hubungan buku besar dapat
ditunjukkan dalam persamaan akuntansi, sistematis (karena urutan mengerjakannya
jelas) dan logis (karena unsur pertimbangan atau judgement tidak terlibat
lagi). Dengan kata lain, proses tersebut sifatnya adalah penambahan,
pembandingan, penyortiran, pereklasifikasian, dan peringkasan dengan cara
tertentu yang sudah jelas atau pasti. Pekerjaan atau tugas yang demikian
biasanya menjadi objek komputerisasi.
Dengan sistem
komputer seperti di atas maka langkah yang paling kritis adalah langkah
analisis transaksi karena kalau
langkah ini salah, hasil pengolahan data oleh komputer juga ikut
salah. Yang menjadi persoalan
adalah siapakah orang yang bertugas untuk melakukan pemasukan
data (data entry). Tentu saja
tidak setiap orang dapat melakukan hal tersebuut. Hanya orang/operator tertentu
yang diotorisasi dapat melakukan pemasukan data. Sistem akuntansi
dengan komputer itu sendiri
biasanya juga dilengkapi dengan mekanisme pengamanan sehingga
tidak setiap orang dapat mengubah
data walaupun orang tersebut masih tetap dapat enggunakan komputer yang sama
untuk tujuan lain. Untuk dapat menjalankan program dan melakukan pemasukan data
orang/operator yang diotorisasi untuk itu diberi kode khusus (disebut password)
agar dapat membuka file akuntansi dan melakukan pencatatan transaksi tertentu.
Cara ini merupakan salah satu contoh pengaman dan merupakan salah satu cara
untuk menentukan
orang yang bertanggung jawab bila
terjadi kesalahan atau penyalahgunaan informasi. Komunikasi dengan komputer
dilakukan melalui terminal yang terdiri atas keyboard, layar monitor dan
printer. Dalam perusahaan yang besar yang mempunyai komputer berskala besar,
komputernya sendiri biasanya tidak tampak atau tidak terletak di dekat terminal
tersebut tetapi khusus terletak di tempat yang disebut pusat komputer. Dalam
hal mikrokomputer, semua perangkat komputer menjadi satu kesatuan dan berdiri
sendiri sebagi suatu sistem.
Walaupun dengan
penggunaan komputer kegiatan-kegiatan dalam siklus akuntansi
manjadi tidak ada lagi, konsep
yang dipelajari dalam sistem akuntansi manual tetap diperlukan
karena apa yang dikerjakan oleh
komputer tetap mengikuti konsep yang digunakan dalam sistem
akuntansi manual. Laporan seperti daftar
piutang, daftar utang dan laporan interim dapat disusun dan dicetak setiap saat
dengan segera. Kalau data penyesuaian telah dimasukkan dalam komputer maka
laporan keuangan akhir dapat segera dicetak. Oleh karena itu, dalam system
komputer tidak diperlukan lagi kertas kerja seperti pada sistem manual. Perlu
dicatat bahwa konsep pelaporan keuangan tidak dapat diganti oleh komputer, yang
dapat diganti dengan komputer adalah proses pengolahan datanya. Oleh karena itu,
bagian akuntansi yang mengolah data dengan komputer sering disebut dengan
bagian Electronic Data Processing (EDP) yang selain mengolah data akuntansi
bagian ini juga mengolah data perusahaan yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar